Blogger Widgets

Kamis, 08 Januari 2015

Menguasai Keahlian dengan Pembiasaan (Habits)


Dia adalah Habits. Tak terlihat, hanya sebatas nama. Tanpa wujud, namun seperti tongkat penyihir yang hanya dengan ucapan pemiliknya maka dia bisa mengubah segalanya.
 
Karena dalam keberadaannya hanya melaksanakan satu diantara dua tugas, yang tidak lain adalah perintah dari Anda sebagai majikan. Dia bisa saja menghancurkan atau memuliakan Anda. Dengan pelayanannya yang sangat tepat. Dia mudah diarahkan, Anda hanya perlu tegas terhadapnya. Lebih dari 90% dari apa yang Anda lakukan mungkin Anda serahkan kepadanya. Begitulah pengertian habits secara umum. Di bawah ini pengertian habits akan lebih dalam lagi.                Habits atau pembiasaan pada intinya adalah menjadikan suatu hal yang tadinya dilakukan secara sadar dan diupayakan menjadi otomatis dan tanpa upaya, melalui latihan dan pengulangan secara terus menerus.
                Membentuk habits yang baik memang sulit pada awalnya, namun seketika habits itu sudah terbentuk dengan ajeg, maka sulit pula untuk menghentikan habits itu, sama dengan habits buruk yang sulit dihentikan apabila sudah ajeg. Bedanya habits baik sulit dibentuk, namun akan memudahkan kita di sisa hidup kita. Habits buruk mudah dibentuk namun menyusahkan kita di sisa hidup kita.
                Mungkin pula lebih pula lebih tepat ketika menguasai satu keahlian, tak perlu banyak berpikir dan motivasi panjang, lakukan saja. Semakin sering kita melakukan, maka semakin sering pula latihan dan pengulangan sehingga kita pasti akan menguasai keahlian apapun yang kita inginkan.
                Imam Syafi’i: “ Wahai saudaraku , kalian tidak akan dapat menguasai ilmu kecuali dengan enam syarat yang akan saya sampaikan dengan kecerdasan, bersemangat, kesungguhan, dengan memiliki bekal (investasi), bersama pembimbing serta waktu yang lama.
Ketika hati bertanya-tanya,”Mengapa ada seseorang yang mudahnya menguasai satu keahlian, sedangkan ada juga yang tidak bisa sama sekali?”
“Apakah keahlian itu bawaan dari lahir?”
Untuk menjawabnya kita ambil fakta yang telah terbukti tentang Imam Syafi’i.
                Tentu semua umat islam telah mengetahui bahwa beliau adalah pendiri mazhab Syafi’i. Beliau salah satu orang yang mempunyai akal yang kuat. Walaupun dibesarkan dalam keadaan yatim Imam Syafi’i mampu menghafalkan Al-Quran di saat umurnya belum genap 7 tahun dan juga telah berhasil menghafal kitab Al-Muwathatha ketika berumur 12 tahun. Wajar saja prestasinya itu bisa diraih. Bagaimana tidak, ibunya adalah seorang hafidzah yang menghatamkan Al-Quran minimal dua kali seminggu. Bayangkan berapa banyak Imam Syafi’i mendengarkan ayat Al-Quran. Kemudian, ketika sampai di sekolah teman-temannya pun tengah menghafalkan Al-Quran.
                Sudah dapat diketahui melalui cerita di atas. Menguasai suatu keahlian bukanlah sesuatu bawaan dari lahir. Bagaimana jadinya nanti ketika hal itu adalah suatu bawaan dari lahir atau karena faktor keturunan, mungkin ketika ada anak berumur 4 tahun sudah bisa berenang tanpa pengajar akan dikatakan biasa karena sudah ahli.
                Sebenarnya sebelum terciptanya habits ada dua hal yang harus dipenuhi yakni latihan dan pengulangan. Langkah awal membentuk habits adalah dengan belajar. Mencari sesuatu yang akan kita jadikan habits. Kemudian, lakukanlah walau terasa berat. Tetap paksakan terus menerus, maka dalam waktu yang tidak lama sedikit demi sedikit habits itu akan muncul. Habits adalah satu-satunya modal untuk menguasai keahlian.
                Yah, semuanya membutuhkan proses dan harus sabar untuk dapat mencapainya. Sebagian ilmuwan dan peneliti mengatakan bahwa seseorang memerlukan waktu 21 hari untuk melatih satu habits yang baru. Sebagian lagi berpendapat 28-30 hari bahkan adapula yang berpendapat 40 hari.
                Pemain basket yang melakukan lemparan bebas dalam suatu penelitian disampaikan bahwa pemain yang memilih akurasi 85% telah melakukan lebih dari 500.000 kali lemparan bebas sepanjang karirnya.
                Maka dengan pengulangan yang banyak habits akan melakukannya secara otomatis tanpa berpikir. Misalnya ketika menemui pertunjukan topeng monyet, awalnya kita beranggapan monyet yang menjalani apa yang diperintahkan pemiliknya adalah monyet pintar. Akan tetapi itu salah, hewan tidak mempunyai akal seperti manusia. Ini disebabkan karena monyet tersebut memiliki sebuah habits. Entah berapa lama waktu yang digunakan untuk menghasilkannya. Yang jelas tidak sedikit, tapi banyak.
                Dalam sebuah penelitian menyampaikan bahwa seseorang baru akan menjadi ahli dalam yang dia pilih. Apabila telah berlatih selama 10.000 jam di bidang tersebut.
                Ketika flasback ke masa lalu, Muhammad Al-Fath adalah seorang panglima perang yang berhasil memimpin pasukannya menjebol tembok Konstatinopel. Pertanyaannya, bagaimana bisa? Padahal dia lebih muda dan panglima sebelumnya yang tidak melaluinya?
                Jawabannya sama, habits Mehmed II sejak kecil telah dididik dalam hidupnya untuk menjadi panglima yang akan menaklukan konstatinopel. Hal ini karena suatu habits. Beliau telah diajarkan bagaimana menjadi pemimpib yang baik dengan berbagai cara. Seringkali mengikuti perang bersama kakanya yaitu Yazid. Beliau belajar kakaknya yaitu cara memanah dan belajar tentang politik dalam islam.Terbukti bahwa suatu keahlian akan dapat diperoleh melalui habits.
                Berbicara mengenai habits kita tengok seorang pelajar misalnya, kadang ada yang tidak menyukai mata pelajaran tertentu dengan berbagai alasan, dari alasan susah menghafalkan rumus, melelahkan jika menghitung jika mata pelajaran ini berhubungan dengan ilmu hitung. Atau mungkin sulit menghafalkan sederetan kosakata, berbagai istilah dll. Akhirnya mereka mencapai titik terendah yaitu rasa malas untuk belajar tanpa mencoba terlebih dahulu, hasilnya nilai mereka menjadi jelek. Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah membentuk suatu habits. Pertama, rencanakan waktu untuk melakukan setahap demi setahap dengan proses yang perlahan. Pelan-pelan tapi pasti lakukanlah dengan penuh kesabaran niscaya akan berhasil. Usaha semaksimal mungkin dengan berdoa habits akan mendekat. Selamat berjuang membentuk habits yang positif!

Penulis : Muzayyanah Rafika Mentari (9-C)




Subscribe to Our Blog Updates!




Share this article!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML